Selasa, 09 Juni 2015

LAPORAN PRATIKUM SORTASI DAN GREDING PADA BAHAN PERTANIAN



A.        LATAR BELAKANG
Kegiatan pasca panen bertujuan mempertahankan mutu produk segar agar tetap prima sampai ke tangan konsumen, menekan losses atau kehilangan karena penyusutan dan kerusakan, memperpanjang daya simpan dan meningkatkan nilai ekonomis hasil pertanian.
Kegiatan penanganan pasca panen umumnya masih belum cukup baik dilakukan oleh petani, packing house (rumah kemasan) maupun pedagang. Saat ini, kegiatan pasca panen di tingkat petani umumnya dilakukan secara tradisional dengan alat yang sederhana.
Oleh karena itu, perbaikan sistem pengelolaan tanaman secara terpadu disertai pengembangan teknologi pemanenan dan penanganan pasca panen merupakan salah satu unsur yang diperlukan untuk mencapai mutu produk yang baik.
Penanganan pasca panen yang baik dan benar pada hasil pertanian merupakan salah satu mata rantai dalam pencapaian standar mutu yang ditetapkan secara nasional dalam Standar Nasional Indonesia (SNI).
Dalam pengembanganan penanganan pasca panen, ada 3 sumber daya langka yang perlu dikuasai, yaitu:
Ø   Akses terhadap teknologi pemasaran
Ø   Akses terhadap output pertanian
Ø   Akses terhadap konsumen
Kualitas adalah sekumpulan sifat yang menentukan derajat kesukaan atau penerimaan, kecenderungannya adalah setiap orang akan memilih kualitas yang terbaik buat dirinya dan konsekuensinya dari kepuasan yang didapat orang tersebut mau membayar lebih.
Kualitas yang baik mempunyai nilai jual yang lebih tinggi sedangkan kepentingan kualitas bagi konsumen adalah komoditas tersebut mempunyai jaminan mutu yang berkaitan dengan tingkat kesegaran, enak dan bagus, kandungan vitaminnya tinggi dan aman untuk dikonsumsi. Sedangkan kepentingan komoditas bagi produsen adalah untuk memperoleh harga yang relatif tinggi, cepat laku dan tahan simpan.

B.   TUJUAN PRATIKUM
 Tujuan dari percobaan ini adalah untuk mengukur kualitas dan mengamati proses sortasi dan grading bahan hasil pertanian (BHP).
C.        DASAR TEORI
a.         Sortasi
Sortasi adalah pemisahan bahan yang sudah dibersihkan ke dalam berbagai fraksi kualitas berdasarkan karakteristik fisik (kadar air, bentuk, ukuran, berat jenis, tekstur, warna, benda asing/kotoran), kimia (komposisi bahan, bau dan rasa ketengikan) dan biologis (jenis dan jumlah kerusakan oleh serangga, jumlah mikroba dan daya tumbuh khususnya pada bahan pertanian berbentuk bijian).Ada dua macam proses sortasi, yaitu sortasi basah dan sortasi kering. Sortasi basah dilakukan pada saat bahan masih segar. Proses ini untuk memisahkan kotorann-kotoran atau bahan-bahan asing lainnya dari bahan simplisia. Misalnya dari simplisia yang dibuat dari akar suatu tanaman obat, maka bahan-bahan asing seperti tanah, kerikil, rumput, batang, daun, akar yang telah rusak, serta pengotoran lainnya harus dibuang. Hal tersebut dikarenakan tanah merupakan salah satu sumber mikrobia yang potensial. Sehingga, pembersihan tanah dapat mengurangi kontaminasi mikroba pada bahan obat. Sedangkan sortasi kering pada dsarnya merupakan tahap akhir pembuatan simplisia. Tujuan untuk memisahkan benda-benda asing seperti bagian-bagian tanaman yang tidak diinginkan dan pengotoran lain yang masih tertinggal pada simplisia kering. Sortasi dapat dilakukan dengan atau secara mekanik.
*        Tujuan sortasi
1) Untuk memperoleh simplisia yang dikehendaki, baik kemurnian maupun kebersihan (Widyastuti, (1997).
2) Memilih dan memisahkan simplisia yang baik dan tidak cacat
3) Memisahkan bahan yang masih baik dengan bahan yang rusak akibat kesalahan panen atau serangan patogen, serta kotoran berupa bahan asing  yang mencemari tanaman obat (Santoso, 1997).
*        Bahan yangdapat disortasi
Semua simplisia baik berupa daun, batang, rimpang, korteks, buah, akar, biji, dan bunga.
1) Batasan yang disortasi
Pada dasarnya, penyortiran bahan tanaman obat dilakukan sesuai dengan jenis simplisia yang akan digunakan. Hal tersebut dikarenakan perlakuan terhadap setiap jenis simplisia berbeda. Berikut ini adalah beberapa contoh batasan penyortiran terhadap beberapa simplisia:
2) Simplisia daun
Yang diambil adalah daun yang berwarna hijau muda sampai tua. Yang dibuang adalah daun yang berwarna kuning atau kecoklatan.
3) Simplisia bunga
Misal pada simplisia bunga srigading, yang dibuang adalah tangkai bunga dan daun yang terikut saat panen (Widyastuti, 1997).
4) Simplisia
Misal pada daun kopi, sortasi buah dilakukan untuk memisahkan buah yang superior (masak, bernas, seragam) dari biah inferior (cacat, hitam, pecah, berlubang dan terserang hama/penyakit). Kotoran seperti daun, ranting, tanah dan kerikil harus dibuang, karena dapat merusak mesin pengupas. Pada simplisia buah Adas, buah yang sudah kering dipisahkan dari tangkainya dengan cara memukul batang atau tangkai buah sehingga buah adas lepas (Widyastuti, 1997).
5) Simplisia rimpang
Biasanya, pada simplisia rimpang seringkali jumlah akar yang melekat pada rimpang terlampau besar, sehingga harus dibuang.
*        Peraturan sortasi
Menurut WHO Guidelines on Good Agricultural and Collection Practice (GACP) for madicinal plants:
1)   Pemeriksaan visual terhadap kontaminan yang berupa bagian-bagian tanaman yang tidak dikehendaki/digunakan.
2)   Pemeriksaan visual terhadap materi asing.
3)   Evaluasi organoleptik,meliputi: penampilan, penampilan, kerusakan, ukuran, warna, bau, dan mungkin rasa.
4)     Grading
b.         Granding
Granding adalah proses pemilihan bahan berdasarkan permintaan konsumen atau berdasarkan nilai komersilnya. Sortasi dan grading berkait erat dengan tingkat selera konsumen suatu produk atau segmen pasar yang akan dituju dalam pemasaran suatu produk. Terlebih apabila yang akan dituju adalah segmen pasar tingkat menengah ke atas dan atau segmen pasar luar negeri. Kegiatan sortasi dan grading sangat menentukan apakah suatu produk laku dipasar atau tidak. Pada kegiatan grading, penentuan mutu hasil panen biasanya didasarkan pada kebersihan produk, aspek kesehatan, ukuran, bobot, warna, bentuk, kematangan, kesegaran, ada atau tidak adanya serangan/kerusakan oleh penyakit, adanya kerusakan oleh serangga, dan luka/lecet oleh faktor mekanis. Pada buah budidaya tanaman, penyortiran produk hasil panenan dilakuakn secara manual atau menggunakan mesin penyortiran. Grading secara manual memerlukan tenaga yang terampil dan terlatih, dan bila hasil panen dalam jumlah besar akan memerlukan lebih banyak tenaga kerja.

D.   TEMPAT KEGIATAN
NO
NAMA PEMILIK
NAMA TOKOH
1
BUK HERA
SABENA TOSERBA
2
PAK HEDUWAN
MENARA
3
BUK INDAH
INDAH SUWALAYAN
4
PAK RENDI
ANANDA SUWALAYAN
5
PAK IRFAN
LAMBUK SUWALAYAN









E
HASIL PENGAMATAN
NO
NAMA PEMILIK
NAMA TOKOK
PRODUK YANG MENGALAMI SORTASI DAN GREDING
PRODUK YANG MENGALAMI SORTASI DAN GREDING
1
BUK HERA
SABENA TOSERBA
Dokumentasi
Dokumentasi
foto
foto
Susu Prenagen Mommy
Nu Green Teh
Dokumentasi
Dokumentasi
foto
foto
Bimoli Klasik
Telur Ayam
2
PAK HEDUWAN
MENARA
Dokumentasi
Dokumentasi
foto
foto
Roma Malkist Crackers
susu bear brand
Dokumentasi
Dokumentasi
foto
foto
Susu Prenagen
Makanan Kaleng
3
BUK INDAH
INDAH SUWALAYAN
Dokumentasi
Dokumentasi
foto
foto
susu bear brand
Pempers sweety
Dokumentasi
Dokumentasi
foto
foto
Kecap Manis
Wafer Tango
4
PAK RENDI
ANANDA SUWALAYAN
Dokumentasi
Dokumentasi
foto
foto
Susu Indomel Manis
Sirup
Dokumentasi

foto
foto
Roti
Susu Baby
5
PAK IRFAN
LAMBUK SUWALAYAN
Dokumentasi
Dokumentasi
foto
foto
Buah - Buahan
deterjen
Dokumentasi

foto
foto
Apel Hijau
Spo&Serbet








E.   Kesimpulan
Dalam melakukan penyotiran terhadap bahan hasil pertanian (sortasi dan greding) produk harus memenuhi standar ketetapan yaitu:
1.             Pemeriksaan visual terhadap kontaminan yang berupa bagian-bagian tanaman yang tidak dikehendaki/digunakan.
2.             Pemeriksaan visual terhadap materi asing.
3.             Evaluasi organoleptik, meliputi: penampilan, penampilan, kerusakan, ukuran, warna, bau, dan rasa.

















DAFTAR PUSTAKA

Dewi, M.K.Kemala. 2008. Proses Cleaning, Sortasi, Grading Dan Size
    Reduction Pada Buah  Apel. Diakses pada 26 November 2012.

Sutrisno, dkk. Pengembangan Teknologi Pasca Panen. Diakses pada 26 Novenber 2012.

Widyastuti, Yuli. 1997. Penan