A.
LATAR BELAKANG
Kegiatan pasca panen bertujuan mempertahankan mutu
produk segar agar tetap prima sampai ke tangan konsumen, menekan losses atau
kehilangan karena penyusutan dan kerusakan, memperpanjang daya simpan dan
meningkatkan nilai ekonomis hasil pertanian.
Kegiatan penanganan pasca panen umumnya masih belum
cukup baik dilakukan oleh petani, packing house (rumah
kemasan) maupun pedagang. Saat ini, kegiatan pasca panen di tingkat petani
umumnya dilakukan secara tradisional dengan alat yang sederhana.
Oleh karena itu, perbaikan sistem pengelolaan tanaman
secara terpadu disertai pengembangan teknologi pemanenan dan penanganan pasca
panen merupakan salah satu unsur yang diperlukan untuk mencapai mutu produk
yang baik.
Penanganan pasca panen yang baik dan benar pada hasil
pertanian merupakan salah satu mata rantai dalam pencapaian standar mutu yang
ditetapkan secara nasional dalam Standar Nasional Indonesia (SNI).
Dalam pengembanganan penanganan pasca panen, ada 3
sumber daya langka yang perlu dikuasai, yaitu:
Ø
Akses terhadap teknologi pemasaran
Ø
Akses terhadap output pertanian
Ø
Akses terhadap konsumen
Kualitas adalah sekumpulan sifat yang menentukan
derajat kesukaan atau penerimaan, kecenderungannya adalah setiap orang akan
memilih kualitas yang terbaik buat dirinya dan konsekuensinya dari kepuasan
yang didapat orang tersebut mau membayar lebih.
Kualitas yang baik mempunyai nilai jual yang lebih
tinggi sedangkan kepentingan kualitas bagi konsumen adalah komoditas tersebut
mempunyai jaminan mutu yang berkaitan dengan tingkat kesegaran, enak dan bagus,
kandungan vitaminnya tinggi dan aman untuk dikonsumsi. Sedangkan kepentingan
komoditas bagi produsen adalah untuk memperoleh harga yang relatif tinggi,
cepat laku dan tahan simpan.
B.
TUJUAN PRATIKUM
Tujuan dari percobaan ini adalah untuk mengukur
kualitas dan mengamati proses sortasi dan grading bahan hasil pertanian (BHP).
C.
DASAR TEORI
a.
Sortasi
Sortasi adalah pemisahan bahan yang sudah dibersihkan
ke dalam berbagai fraksi kualitas berdasarkan karakteristik fisik (kadar air,
bentuk, ukuran, berat jenis, tekstur, warna, benda asing/kotoran), kimia
(komposisi bahan, bau dan rasa ketengikan) dan biologis (jenis dan jumlah
kerusakan oleh serangga, jumlah mikroba dan daya tumbuh khususnya pada bahan
pertanian berbentuk bijian).Ada dua macam proses sortasi, yaitu sortasi basah
dan sortasi kering. Sortasi basah dilakukan pada saat bahan masih segar. Proses
ini untuk memisahkan kotorann-kotoran atau bahan-bahan asing lainnya dari bahan
simplisia. Misalnya dari simplisia yang dibuat dari akar suatu tanaman obat,
maka bahan-bahan asing seperti tanah, kerikil, rumput, batang, daun, akar yang
telah rusak, serta pengotoran lainnya harus dibuang. Hal tersebut dikarenakan
tanah merupakan salah satu sumber mikrobia yang potensial. Sehingga,
pembersihan tanah dapat mengurangi kontaminasi mikroba pada bahan obat.
Sedangkan sortasi kering pada dsarnya merupakan tahap akhir pembuatan
simplisia. Tujuan untuk memisahkan benda-benda asing seperti bagian-bagian
tanaman yang tidak diinginkan dan pengotoran lain yang masih tertinggal pada
simplisia kering. Sortasi dapat dilakukan dengan atau secara mekanik.

1)
Untuk memperoleh
simplisia yang dikehendaki, baik kemurnian maupun kebersihan (Widyastuti,
(1997).
2)
Memilih dan
memisahkan simplisia yang baik dan tidak cacat
3)
Memisahkan bahan yang
masih baik dengan bahan yang rusak akibat kesalahan panen atau serangan
patogen, serta kotoran berupa bahan asing yang mencemari tanaman obat
(Santoso, 1997).

Semua simplisia baik
berupa daun, batang, rimpang, korteks, buah, akar, biji, dan bunga.
1)
Batasan yang
disortasi
Pada dasarnya,
penyortiran bahan tanaman obat dilakukan sesuai dengan jenis simplisia yang
akan digunakan. Hal tersebut dikarenakan perlakuan terhadap setiap jenis
simplisia berbeda. Berikut ini adalah beberapa contoh batasan penyortiran
terhadap beberapa simplisia:
2)
Simplisia daun
Yang diambil adalah
daun yang berwarna hijau muda sampai tua. Yang dibuang adalah daun yang
berwarna kuning atau kecoklatan.
3)
Simplisia bunga
Misal pada simplisia
bunga srigading, yang dibuang adalah tangkai bunga dan daun yang terikut saat
panen (Widyastuti, 1997).
4)
Simplisia
Misal pada daun kopi,
sortasi buah dilakukan untuk memisahkan buah yang superior (masak, bernas,
seragam) dari biah inferior (cacat, hitam, pecah, berlubang dan terserang
hama/penyakit). Kotoran seperti daun, ranting, tanah dan kerikil harus dibuang,
karena dapat merusak mesin pengupas. Pada simplisia buah Adas, buah yang sudah
kering dipisahkan dari tangkainya dengan cara memukul batang atau tangkai buah
sehingga buah adas lepas (Widyastuti, 1997).
5)
Simplisia rimpang
Biasanya, pada
simplisia rimpang seringkali jumlah akar yang melekat pada rimpang terlampau
besar, sehingga harus dibuang.

Menurut WHO Guidelines
on Good Agricultural and Collection Practice (GACP) for
madicinal plants:
1)
Pemeriksaan visual
terhadap kontaminan yang berupa bagian-bagian tanaman yang tidak
dikehendaki/digunakan.
2)
Pemeriksaan visual
terhadap materi asing.
3)
Evaluasi
organoleptik,meliputi: penampilan, penampilan, kerusakan, ukuran, warna, bau,
dan mungkin rasa.
4)
Grading
b.
Granding
Granding adalah
proses pemilihan bahan berdasarkan permintaan konsumen atau berdasarkan nilai
komersilnya. Sortasi dan grading berkait erat dengan tingkat selera konsumen
suatu produk atau segmen pasar yang akan dituju dalam pemasaran suatu produk.
Terlebih apabila yang akan dituju adalah segmen pasar tingkat menengah ke atas
dan atau segmen pasar luar negeri. Kegiatan sortasi dan grading sangat
menentukan apakah suatu produk laku dipasar atau tidak. Pada kegiatan grading,
penentuan mutu hasil panen biasanya didasarkan pada kebersihan produk, aspek
kesehatan, ukuran, bobot, warna, bentuk, kematangan, kesegaran, ada atau tidak
adanya serangan/kerusakan oleh penyakit, adanya kerusakan oleh serangga, dan
luka/lecet oleh faktor mekanis. Pada buah budidaya tanaman, penyortiran produk
hasil panenan dilakuakn secara manual atau menggunakan mesin penyortiran.
Grading secara manual memerlukan tenaga yang terampil dan terlatih, dan bila
hasil panen dalam jumlah besar akan memerlukan lebih banyak tenaga kerja.
D. TEMPAT KEGIATAN
NO
|
NAMA
PEMILIK
|
NAMA TOKOH
|
|
1
|
BUK HERA
|
SABENA TOSERBA
|
|
2
|
PAK HEDUWAN
|
MENARA
|
|
3
|
BUK INDAH
|
INDAH SUWALAYAN
|
|
4
|
PAK RENDI
|
ANANDA SUWALAYAN
|
|
5
|
PAK IRFAN
|
LAMBUK SUWALAYAN
|
E
|
HASIL PENGAMATAN
|
||||
NO
|
NAMA
PEMILIK
|
NAMA TOKOK
|
PRODUK YANG
MENGALAMI SORTASI DAN GREDING
|
PRODUK YANG
MENGALAMI SORTASI DAN GREDING
|
|
1
|
BUK HERA
|
SABENA
TOSERBA
|
Dokumentasi
|
Dokumentasi
|
|
foto
|
foto
|
||||
Susu
Prenagen Mommy
|
Nu Green
Teh
|
||||
Dokumentasi
|
Dokumentasi
|
||||
foto
|
foto
|
||||
Bimoli
Klasik
|
Telur Ayam
|
||||
2
|
PAK HEDUWAN
|
MENARA
|
Dokumentasi
|
Dokumentasi
|
|
foto
|
foto
|
||||
Roma
Malkist Crackers
|
susu bear
brand
|
||||
Dokumentasi
|
Dokumentasi
|
||||
foto
|
foto
|
||||
Susu
Prenagen
|
Makanan
Kaleng
|
||||
3
|
BUK INDAH
|
INDAH
SUWALAYAN
|
Dokumentasi
|
Dokumentasi
|
|
foto
|
foto
|
||||
susu bear
brand
|
Pempers
sweety
|
||||
Dokumentasi
|
Dokumentasi
|
||||
foto
|
foto
|
||||
Kecap Manis
|
Wafer Tango
|
||||
4
|
PAK RENDI
|
ANANDA
SUWALAYAN
|
Dokumentasi
|
Dokumentasi
|
|
foto
|
foto
|
||||
Susu
Indomel Manis
|
Sirup
|
||||
Dokumentasi
|
|
||||
foto
|
foto
|
||||
Roti
|
Susu Baby
|
||||
5
|
PAK IRFAN
|
LAMBUK
SUWALAYAN
|
Dokumentasi
|
Dokumentasi
|
|
foto
|
foto
|
||||
Buah -
Buahan
|
deterjen
|
||||
Dokumentasi
|
|
||||
foto
|
foto
|
||||
Apel Hijau
|
Spo&Serbet
|
E.
Kesimpulan
Dalam melakukan penyotiran terhadap bahan hasil
pertanian (sortasi dan greding) produk harus memenuhi standar ketetapan yaitu:
1.
Pemeriksaan visual terhadap kontaminan yang berupa
bagian-bagian tanaman yang tidak dikehendaki/digunakan.
2.
Pemeriksaan visual terhadap materi asing.
3.
Evaluasi organoleptik, meliputi: penampilan,
penampilan, kerusakan, ukuran, warna, bau, dan rasa.
DAFTAR
PUSTAKA
Dewi, M.K.Kemala. 2008. Proses Cleaning, Sortasi,
Grading Dan Size
Reduction Pada Buah Apel. Diakses pada 26 November 2012.
Sutrisno, dkk. Pengembangan Teknologi Pasca Panen. Diakses pada
26 Novenber 2012.
Widyastuti, Yuli. 1997. Penan